Jumat, 13 November 2009

MANUSIA TERTAWA BUMI MERANA

Pada saat ini, banyak hal dari berbagai aspek yang terjadi secara global. Globalisasi ini dapat dilihat dari adanya krisis global hingga global warming, yang sedang hangat-hangatnya diperbincangkan oleh semua negara. Global warming merupakan keadaan dimana terjadinya peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang signifikan. Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi disebabkan oleh efek rumah kaca.
Efek rumah kaca ini dikemukakn oleh fisikawan Perancis, Joseph Fourier 1824 dan dibuktikan secara kuantitatif oleh Svante Arrhenius 1896. Apa sebenarnya efek rumah kaca itu? Efek rumah kaca merupakan efek yang dihasilkan oleh gas-gas rumah kaca, seperti uap air, karbondioksida ( ), gas metana ( ), dan nitrogen monoksida (NO). Mekanisme kerja dari gas rumah kaca ini sama seperti rumah kaca yang digunakan para petani untuk bertani pada musim dingin. Ketika radiasi panas matahari mencapai bumi maka 25% dari panas tersebut akan dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk infra merah, 25% diserap oleh awan, dan sisanya diabsorpsi ke permukaan bumi sehingga menyebabkan bumi hangat. Kemudian panas tersebut dipantulkan lagi oleh permukaan bumi ke luar angkasa, tetapi sebagian panas tersebut akan tertahan oleh gas rumah kaca, sehingga bumi tetap hangat dan dapat ditinggali oleh makhluk hidup.
Pada dasarnya efek rumah kaca ini dibutuhkan oleh manusia yang tinggal dibumi karena menjaga kestabilan suhu di permukaan bumi. Jika tidak ada efek rumah kaca maka mungkin bumi ini akan dingin sekali dan tidak dapat dihuni. Akan tetapi, jika gas rumah kaca yang ada di atmosfer bumi berlebihan maka panas yang akan tertahan oleh gas rumah kaca ini juga semakin banyak sehingga berdampak pada meningkatnya suhu permukaan bumi yang akhirnya menjadi global warming.
Peningkatan kuantitas gas rumah kaca di atmosfer tidak terlepas dari aktivitas manusia, seperti penggunaan kendaraan bermotor, industri modern, serta penebangan pohon. Jadi, dapat dikatakan jika manusialah yang harus bertanggung jawab atas terjadinya pemanasan global karena manusia merupakan kontributor terbesar dari meningkatnya gas rumah kaca. Paham individualistis yang sangat berkembang dalam lingkungan masyarakat menjadikan manusia sebagai sosok yang egois dengan mengutamakan kenikmatan pribadi mereka sendiri tanpa memperpedulikan lingkungan sekitarnya.
Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang sangat berkembang pada saat ini, penggunanya mulai dari anak-anak sampai orang tua dan masyarakat bebagai lapisan ekonomi. Peningkatan jumlah pengguna kendaraan bermotor berarti meningkat pula emisi dari kendaraan bermotor. Selain itu, manusia terkadang boros dalam penggunaan BBM (Bahan Bakar Minyak) bagi masyarakat yang mampu terkadang tidak terlalu peduli dengan dana yang besar untuk membeli BBM karena mereka merasa mempunyai uang untuk membelinya.
Akan tetapi satu hal yang perlu direnungkan adalah: Uang yang dimiliki memang dapat membeli BBM sebanyak-banyaknya, tetapi uang tersebut tidak dapat mengembalikan BBM yang diambil dari alam. BBM yang merupakan olahan dari minyak bumi dalam pengolahannya jika menggunakan 1 KWh pembangkit listrik maka akan mengemisi gas rumah kaca sekitar 581-798 gram . Selain itu pengolahan minyak bumi, gas alam dan juga batu bara menghasilkan . Sebuah molekul menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul . Jadi, tidak terhitung kerugian yang dihasilkan dari penggunaan kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, sudah selayaknya peminimalisiran penggunaan kendaraan bermotor dilakukan. Hal-hal yang dapat dilakukan, misalnya dengan memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Seandainya jika memang harus menggunakan motor atau mobil pribadi, alangkah baiknya jika mengajak kerabat dengan tujuan daerah yang sama untuk ikut dengan kendaraan pribadi yang dimiliki.
Manusia terkadang bangga dan sombong jika mereka dapat berlibur ke daerah yang jauh seperti ke luar negeri, bahkan ada yang pergi ke luar negeri hanya sekedar untuk membeli beberapa kebutuhan pribadi yang sesungguhnya dapat dibeli di daerahnya. Akan tetapi, demi martabat dan sebagai bukti kemampuan mereka berpergian sesuka mereka hanya untuk memuaskan keinginannya. Alat transportasi yang biasa digunakan untuk pergi ke luar negeri adalah pesawat terbang. Hal yang perlu diketahui dan dipahami adalah pesawat terbang yang digunakan merupakan penyumbang gas rumah kaca terbesar dibandingkan alat transportasi lainnya. Jadi, patutkah kita bangga dan sombong ketika menyadari bahwa kita telah menyumbangkan gas rumah kaca?
Dalam bidang industri, dapat dilihat sangat besar sumber daya yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya pada bidang industri mulai digunakan sumber energi yang dapat diperbaharui seperti tenaga surya, angin, air, dll. Perusahaan juga sebaiknya menggunakan peralatan-peralatan yang hemat listrik dan hemat energi, selain dapat menekan biaya pengeluaran juga telah mengurangi gas rumah kaca. Para karyawan juga sebaiknya disarankan untuk bertanggung jawab dalam penggunaan listrik dan energi, seperti mematikan peralatan dan mesin yang tidak digunakan. Selain itu, limbah industri yang merupakan kontributor dalam peningkatan kuantitas gas rumah kaca, maka lebih baik jika setiap perusahaan dilengkapi dengan menggunakan teknologi pengolah limbah sebelum limbah tersebut dibuang karena dapat menjadi polusi dan sampah.
Sebagai manusia yang merupakan produsen dan konsumen maka sampah merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan. Manusia terkadang bersifat boros dalam pemakaian barang dan suka membeli barang yang hanya dapat digunakan satu kali dan kemudian menjadikannya sampah. Membuang sampah sembarangan juga termasuk kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, dan jarang ada yang mau bersusah-susah untuk mendaur ulang sampah tersebut, padahal dapat memberikan keuntungan materi. Membakar sampah merupakan pilihan yang lebih banyak dilakukan daripada mendaur ulang. Pembakaran sampah menghasilkan yang merupakan gas rumah kaca sehingga pada akhirnya berujung pada global warming.
Salah satu bentuk keegoisan manusia adalah penebangan pohon dan pembakaran hutan yang dilakukan semata-mata demi uang. Uang memang hal yang dibutuhkan manusia tetapi uang bukanlah segala-galanya karena uang yang diperoleh tidak dapat membayar kerugian yang akan terjadi. Tanaman hijau menyerap dari atmosfer, seperti yang telah dijelaskan merupakan salah satu gas rumah kaca maka jika tidak ada pohon secara tidak langsung telah membuat kuantitas di atmosfer semakin makin banyak karena tiada lagi yang dapat mengikatnya di bumi. Bahkan tumbuhan hijau setelah mati akan melepaskan kembali ke udara. Dapat dibyangkan berapa banyak yang bertambah ketika kita membakar hutan atau menebang pohon-pohon secara membabi buta.
Masyarakat terkadang suka mengeluh mengapa hari ini begitu panas? Mengapa cuaca tidak menentu? Mengapa banjir mulai merajalela dan bencana alam datang silih berganti? Apakah mereka sadar bahwa itu semua pertanda global warming telah terjadi? Dan siapakah yang harus disalahkan? Sekarang ini sebaiknya jangan mencari siapa yang salah, tetapi mulailah membenahi diri masing-masing karena tiada kata untuk terlambat untuk berbuat kebaikan. Mulailah untuk sadar dengan lingkungan sekitar dan jangan mementingkan diri sendiri. Selain itu, marilah sosialisasikan hidup sehat dan bersama-sama untuk menanam satu pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap global warming. Ayo, jangan biarkan bumi kita menangis !!!

1 komentar: