Jumat, 13 November 2009

TANPA MEMBACA HIDUP TERASA HAMBAR DENGAN MEMBACA HIDUP LEBIH BERMAKNA

Pada saat ini budaya membaca haruslah diperhatikan, mengapa demikian? Sebagian masyarakat yang dapat membaca terkadang menganggap membaca itu dilakukan jika perlu saja. Mereka hanya membaca hal-hal yang berkaitan langsung dengan diri mereka, seperti membaca Kartu Keluarga, STNK atau surat-surat penting lainnya, atau melihat rapor juga diskon-diskon yang sedang beredar ditoko-toko. Padahal dengan banyak membaca maka akan banyak informasi yang kita peroleh.
Membaca adalah hal yang cukup mudah dilakukan bagi masyarakat yang pernah menduduki bangku pendidikan karena di SD (Sekolah Dasar) masyarakat sudah diajarkan untuk membaca, menulis, dan berhitung. Lain halnya dengan masyarakat yang belum pernah mengenyam bangku pendidikan sehingga mereka tidak dapat membaca.
Akan tetapi, masyarakat malas untuk membaca karena mereka menganggap membaca adalah kegiatan yang tidak efektif. Mereka dapat berpikir seperti itu karena disaat membaca mereka tidak memahami dan mengerti maksud dan tujuan dari tulisan yang mereka baca. Hal pertama yang harus diterapkan dalm membaca adalah kita mengerti memahami dan mengerti maksud dari tulisan yang dibaca. Selain dikarenakan faktor dari diri sendiri, kurangnya minat membaca karena ketiadaan buku yang dapat dibaca. Seperti yang kita ketahui bersama Kepri merupakan wilayah kepulauan sehingga terkadang di daerah hinterland, mendapat kesulitan untuk mendapatkan buku.
Kegiatan membaca sangat erat kaitannya dengan buku yang merupakan gudang ilmu, mulai dari buku sains, surat kabar, majalah, bahkan di dalam novelpun terdapat banyak pesan dan amanat yang terkandung dan dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan hidup ini. Membaca buku berarti memperkaya ilmu dan menghargai hidup karena dengan membaca kita dapat mengambil hikmah dari kehidupan yang telah kita jalani dan dapat berpikir lebih cerah untuk hari –hari kedepan.
Masyarakat masa kini lebih memilih menonoton televisi daripada membaca, padahal selama 1 jam menonton televisi berarti telah mengurangi kreativitas sebanyak 5%. Di televisi memang memiliki tayangan yang bermanfaat, tetapi tidak sedikit tayangan yang bersifat memperbodoh bahkan mengajak kita untuuk menghayal dan hidup di dunia khayalan.
Meningkatkan minat membaca diawali dari diri sendiri, didalam hati, kita harus mengatakan bahwa membaca adalah kebutuhan bukan keharusan, khususnya bagi pelajar yang saat ini minat membacanya kurang. Untuk memulai gemar membaca dapat diawali dengan hobi diri sendiri. Kita tidak harus membaca buku sains yang memiliki sejuta rumus dan bahasa latin yang susah dimengerti, membaca dapat dimulai dari membaca bacaan ringan seperti novel atau cerpen teenlit ataupun komik-komik. Akan tetapi, setelah kita gemar membaca novel kita harus merambah ke bacaan lain misalnya novel sastra atau koran dan majalah sampai pada buku-buku pengetahuan. Semuanya dilakukan bertahap tanpa menjadikan membaca beban dalam hidup dan kita harus dapat mengambil hal positif dari bacaan yang kita baca sehingga keinginan untuk terus membaca timbul di benak kita.
Pensosialisasiaan tentang gemar membaca juga harus dilakukan, baik itu berupa penyuluhan ataupun dengan mengadakan lomba membaca yang menilai kecepatan dan kemampuan seseorang dalam menyerap isi bacaan. Hal ini sebaiknya lebih ditargetkan kepada remaja yang saat ini lebih memilih berhura-hura di luar daripada membaca buku dan anak-anak untuk melatih mereka sedini mungkin gemar membaca.
Selain menanamkan minat baca, masyarakat juga harus peka terhadap keadaan sekeliling. Kita harus memperhatikan adakah orang-orang disekeliling kita yang tidak dapat membaca. Jika ada, mereka sebaiknya kita ajarkan membaca berapapun usia mereka dan menanamkan pada mereka bahwa membaca banyak sekali manfaatnya, sehingga angka buta aksara dapat ditekan keberadaannya.
Pemerintah sebaiknya membuat program dan biaya khusus untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Misalnya, mengadakan perpustakaan-perpustakaan daerah seperti yang telah ada di Tanjung Pinang, perpustakaan terapung, perpustakaan keliling serta perpustakaan online. Perpustakaan ini bukan hanya ada tetapi juga harus diberitakan dan lebih diinformasikan kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan diadakannya perpustakaan ini.
Di setiap kota/kabupaten sebaiknya telah memiliki perpustakan sendiri dimana perpustakaan ini memiliki kuantitas buku yang banyak dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Keberadaan perpustakaan ini sebaiknya berada di titik pusat kota/kabupaten sehingga masyarakat dari berbagai penjuru dapat menjangkaunya.
Masyarakat yang ada di pulau-pulau kecil cukup sulit untuk memiliki buku selain dari kurangnya toko buku juga harus menempuh jarak yang jauh untuk membeli buku. Perpustakaan terapung adalah perpustakaan yang berada di sebuah kapal yang dapat dibawa berkeliling Kepri dan singgah di pualu-pulau kecil yang belum memiliki perpustakaan atau jauh dari pulau besar. Dengan adanya perpustakaan ini diharapkan para penduduk hinterland dapat memiliki minat baca tinggi dan memperkecil angka buta aksara di daerah hinterland. Sedangkan di kota/kabupaten yang cukup besar sebaiknya diadakan perpustakaan keliling yang berknjung ke rumah-rumah penduduk secara periodik sehingga menggugah masyarakat untuk membaca.
Di era globalisasi dan modernisasi, Kepri yang cukup gagah di bumi pertiwi inipun tidak boleh ketinggalan. Pengadaan perpustakaan online yaitu perpustakaan yang berbasis internet sehingga Kepri dapat menjadi provinsi yang benar-benar tidak ketinggalan dan berkancah di dunia internasional serta menjadi contoh bagi provinsi senior lainnya dengan gebrakan yang terbaru ini. Perpustakaan online ini memiliki keunggulan dalam bidang waktu dan kemudahan mendapatkan informasinya, seperti peminjam tidak harus datang ke perpustakaan tetapi hanya dengan menggunakan internet, dan di perpustakaan pusat tidak perlu memajang buku sebagai bahan yang akan dipinjam tetapi memajang CD yang memuat isi sebuah buku sehingga peminjam dapat memindahkan isi CD tersebut ke dalam komputer dan peminjam lain yang ingin meminjam CD tersebut tidak menunggu dalam waktu yang lama.
Mari, bangkitkan membaca semangat masyarakat! Masyarakat yang terbuka dan peka terhadap informasi akan menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi sebuah bangsa. Membaca menjadikan hidup lebih bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar